Sejarah Sushi: Awal Mula Hingga Perkembangannya Kini
Sushi adalah salah satu kuliner Jepang yang paling terkenal di dunia, namun perjalanan sejarahnya cukup panjang dan berkembang seiring waktu. Dari asal-usul sederhana sebagai cara pengawetan ikan, hingga menjadi salah satu hidangan paling ikonik, berikut adalah sejarah lengkap dari sushi:
1. Asal Mula Sushi (Narezushi) – Abad ke-3 SM
- Sumber Inspirasi dari Asia Tenggara: Sejarah sushi dapat ditelusuri kembali ke Tiongkok dan Asia Tenggara sekitar abad ke-3 SM. Awalnya, metode pengawetan ikan dengan nasi fermentasi diperkenalkan untuk menjaga ikan tetap awet dalam jangka panjang. Metode ini disebut narezushi.
- Proses Narezushi: Dalam metode ini, ikan segar dibersihkan dan disimpan di antara lapisan nasi yang difermentasi dengan garam. Nasi digunakan untuk proses fermentasi, tetapi tidak dimakan—hanya ikan yang dimakan https://misosushilondon.com/ setelah fermentasi selesai selama beberapa bulan hingga beberapa tahun.
- Tujuan Utama: Tujuan utama narezushi adalah untuk menjaga agar ikan tetap segar tanpa memerlukan alat pendingin.
2. Evolusi Sushi di Jepang (Haya-zushi) – Abad ke-8
- Perkembangan di Jepang: Pada periode ini, sushi mulai dikenal di Jepang sebagai metode pengawetan ikan. Namun, orang Jepang kemudian mengembangkan variasi yang lebih cepat dan praktis, dikenal sebagai haya-zushi, yang berarti “sushi cepat.”
- Haya-zushi: Pada masa ini, nasi yang digunakan tidak lagi dibuang, tetapi dimakan bersama dengan ikan. Nasi dibumbui dengan cuka untuk mempercepat fermentasi, sehingga membuat proses penyajiannya lebih cepat dan lebih segar dibandingkan dengan narezushi tradisional.
- Pengaruh Buddha: Dengan menyebarnya agama Buddha di Jepang pada abad ke-8, yang melarang konsumsi daging, banyak orang mulai mencari alternatif seperti ikan. Hal ini membantu popularitas sushi semakin meningkat.
3. Sushi Edo-Style (Edomae-zushi) – Abad ke-19
- Revolusi Sushi di Zaman Edo (1603–1868): Di Jepang, sushi modern seperti yang kita kenal sekarang mulai muncul pada awal abad ke-19 di Edo (sekarang Tokyo). Sushi yang dikenal dengan nama edomae-zushi (sushi ala Edo) diperkenalkan oleh seorang penjual bernama Hanaya Yohei pada tahun 1820-an.
- Ciri Khas Edomae-zushi: Tidak seperti sushi fermentasi, edomae-zushi menggunakan nasi yang dibumbui dengan cuka dan dilengkapi dengan potongan ikan mentah segar atau seafood lainnya yang ditangkap dari Teluk Edo. Ini membuat sushi lebih cepat disiapkan dan disajikan langsung kepada pelanggan, mirip dengan sushi yang kita kenal sekarang.
- Popularitas Sushi Jalanan: Pada saat itu, edomae-zushi menjadi makanan cepat saji yang dijual di warung-warung dan kios-kios di jalanan Edo. Orang-orang dapat dengan cepat menikmati sushi sebagai makanan praktis dan lezat.
4. Perkembangan Sushi Modern di Jepang
- Penyebaran Sushi di Seluruh Jepang: Dengan berkembangnya teknologi pendinginan dan transportasi, sushi mulai menyebar ke seluruh Jepang, tidak hanya di daerah Edo (Tokyo). Ini memungkinkan lebih banyak orang di berbagai wilayah untuk menikmati sushi dengan berbagai variasi ikan dan seafood.
- Sushi Sebagai Hidangan Mewah: Setelah Perang Dunia II, sushi bertransformasi dari makanan jalanan menjadi hidangan yang lebih mewah. Sushi restoran dengan konsep formal semakin banyak bermunculan, dan sushi menjadi simbol dari kuliner berkualitas tinggi.
- Inovasi Sushi Modern: Di masa ini, inovasi mulai muncul dalam bentuk sushi seperti maki (sushi gulung) dan temaki (sushi kerucut yang digulung tangan).
5. Sushi di Kancah Internasional – Abad ke-20
- Ekspansi ke Barat: Sushi mulai menyebar ke dunia Barat pada awal abad ke-20, dibawa oleh imigran Jepang. Namun, sushi baru benar-benar mendapatkan popularitas internasional setelah tahun 1960-an, terutama di Amerika Serikat.
- California Roll: Salah satu tonggak penting dalam sejarah sushi internasional adalah penciptaan California roll di Los Angeles pada tahun 1960-an. California roll adalah variasi sushi gulung yang menggunakan daging kepiting imitasi, mentimun, dan alpukat, serta gulungan nasi di bagian luar, yang disesuaikan dengan selera Barat.
- Kepopuleran Global: Pada akhir abad ke-20, sushi telah menjadi hidangan yang digemari di banyak negara, terutama di kota-kota besar di seluruh dunia. Restoran sushi mewah dan conveyor belt sushi (sushi kaiten) mulai bermunculan di berbagai negara, menjadikan sushi sebagai simbol globalisasi kuliner.
6. Sushi di Era Modern
- Inovasi Baru dan Fusion: Di era modern, sushi telah beradaptasi dengan selera dan budaya setempat di berbagai negara. Di banyak tempat, variasi fusion sushi mulai muncul, di mana bahan-bahan lokal dicampur dengan konsep tradisional sushi. Sushi kini hadir dengan berbagai bentuk dan varian, seperti sushi vegetarian, sushi vegan, hingga penggunaan bahan-bahan eksotis.
- Teknologi dalam Penyajian Sushi: Kemajuan teknologi juga membawa perubahan dalam dunia sushi, seperti munculnya restoran sushi dengan konsep robotik dan otomatis, di mana sushi diantarkan ke meja pelanggan melalui jalur konveyor atau robot pelayan.
7. Sushi Sebagai Simbol Budaya Global
- Citra Sushi di Dunia: Saat ini, sushi tidak hanya dianggap sebagai makanan lezat, tetapi juga menjadi simbol gaya hidup sehat, elegan, dan modern. Dengan penggunaan ikan mentah dan bahan-bahan segar, sushi juga dikenal sebagai makanan rendah kalori yang kaya akan gizi.
- Restoran Sushi Berkelas Dunia: Banyak chef sushi terkenal seperti Jiro Ono yang berhasil mengangkat status sushi ke level kuliner yang sangat tinggi dengan penghargaan Michelin dan pengakuan internasional.
Kesimpulan
Sushi telah berkembang dari makanan pengawet ikan tradisional menjadi salah satu hidangan paling ikonik dan dihargai di dunia. Evolusinya mencerminkan kemampuan kuliner Jepang untuk beradaptasi dan berinovasi, serta kemampuannya untuk memikat lidah orang-orang dari berbagai budaya. Hingga kini, sushi terus berkembang dengan variasi baru yang menggabungkan tradisi dan modernitas.